Iyyaka....
Hanya kepada engkau ya Tuhan....
Menjelang subuh, kurang 1 witir saya kerjakan, kepasrahanku setelah sebagian istighfar kubawa ke langit. Takbiratul ihrom, kuagungkan namaMu dengan mengangkat tanganku sebagai wujud lambaian tangan kepada kebesaranMU.
Puja puji syukur kupanjatkan kepadamu dengan tulus ikhlas. sampai pada ayat kelima, iyyaka... terhenti suara dalam tenggorokanku... kuulang berkali kali pun masih belum menemukan makna yang meresap dalam jantung dan hatiku... masih dalam pikiranku..
Iyyaka... sebenarnya saya tahu sesungguhnya arti kata tersebut... hanya kepada Mu...Tuhan..., barangkali saya belum mampu memaknai sampai masuk dalam relung hati karena hari-hari ku diisi dengan duniawi, hubbudunya, cinta harta, takut kehilangan anak-anak dan istri, takut kehilangan pekerjaan, takut kepada atasan, masih banyak keinginan mengumpulkan harta, takut mati.
Barangkali dan semestinya, ketika kulafadzkan ayat-ayat ini dalam berdiriku menghadap Tuhan, Semestinya hanya kepada Dia, tidak ada yang lain, tidak ada sesembahan lain, tidak ada ketergantungan apapun, tidak ada tempat yang patut dimintai pertolongan, selain Dia.
Iyyaka...na'budhu waiyyaka nasta'in
Ya Allah, aku bisa membaca ayat ini, tetapi dalam keseharianku, aku belum mampu menerapkan makna ayat ini dalam kehidupan sehari-hariku, ajari aku ya Allah
Comments
Post a Comment