Sholawat mengisi perjalanan pagiku

 Jam sudah menunjukkan pukul enam kurang seperempat pagi, tiba saatnya harus mulai perjalanan pagi itu. Aku reset angka Sholawat hari sebelumnya menjadi nol. Aku berpamitan kepada istri dan anak-anakku, salam buat mereka dan minta kelancaran perjalananku.

Istri sudah menyiapkan bekal sarapan dan makan siangku, tepak-tepak mungil aku masukkan ke mobil.

Bismillah untuk hari ini, mobil mulai melaju, sholawat demi sholawat menyertai lidah dan bibirku, sepanjang jalan, kadang bibir tersekat kelu tidak mampu melanjutkan sholawat pagi itu. Entah apa sebabnya... sampai sekarang aku belum menemukan penyebabnya. saat kelu itu, secara reflek pula aku pause tasbihku.

Aku coba mulai lagi, alhamdulillah... zikirku bisa dilanjutkan. Sholawat mulai mengalir dari bibir, mulut, tenggorokan, kadangkala hanya tercekat di tenggorokan... kadang dalam sekelibatan masuk dalam hati. 

Aku terus baca dan lafadzkan sampai pada titik tertentu tidak mampu kulanjutkan....

aku membuat target seribu sholawat untuk sendi-sendiku, sendi-sendi anak-anak dan istriku..

Semoga yang dilangit ridho kepada diriku dan keluargaku...

Medio Januari sampai Awal Juli 2021


  


Comments

Popular posts from this blog

Apa itu sistem pengecekan baju "Clock Wise"?

Dengan Shalawat, buktikan perubahan dalam 40 hari, Insya Allah